Senin, 28 Desember 2009

Memburu kesembuhan di klentheng tertua Indonesia


Mendengar nama klenteng tentunya org akan teringat pada sebuah bangunan yang gunakan oleh umat khonghucu untuk bersembahyang.
Tahukah anda bahwa konon klentheng tertua di Indonesia itu ternyata berada di sebuat kota kecil di sebelah utara Propinsi Jawa Tengah?
Yaapp….. di Jepara + 70 km jalan darat dari Semarang..
Di Jepara Memang banyak terdapat bangunan klentheng, karena masyarakat Jepara terdiri dari banyak etnis, ada jawa, cina, keturuanan cina bahkan londo (orang asing) juga banyak.
Salah satu klentheng yang konon di sebut sebagai yang tertua di Indonesia adalah Klentheng Hian Thian Siang Tee. Terletak disebuah kota kecil diselatan Jepara, yaitu Welahan.
Banyak tamu yang datang berkunjung terutama pada saat perayaan kirab tulak balak dari ancaman bencana alam dan penyakit yang diikuti oleh klentheng-klentheng se Indonesia.
Perayaan semacam ini biasanya oleh masyarakat lokal dinamakan perayaan
“cek mbeng”. Entah apa maksudnya……………
Selain itu ada juga yang datang untuk mencari kesembuhan.
Biasanya pasien menceritakan penyakitnya yang dideritanya yang tidak juga sembuh, walaupun berbagai cara sudah dilakukan.
Dari cerita si pasien, sang juru kunci kemudian masuk ke ruang persembahyangan untuk meminta “petunjuk” obat apa yang cocok. Tidak berselang lama juru kunci keluar dan memberitahukan nomer/resep obat yang telah jadi.
Resep obat tersebut harus dibeli di gang pinggir/ gang warung di semarang. Obat tersebut berupa jamu dari ramuan alami yang harganya cukup murah,
ada yang Rp 5.000,-/bungkus ada juga yang Rp. 20.000,-/ bungkus tergantung petunjuk dari juru kunci klentheng di welahan tadi.
Cara mengolah obat tersebut biasanya dimasak menggunakan kendil (panci tanah liat) kemudian diminum.
Sebelum meminum obat pasien harus berdo’a sesuai keyakinan agamanya, memohon ampun kepada Tuhan dan bercerita tentang penyakitnya kemudian mohon disembuhkan.
Menurut Pak Sugandi (Ketua Yayasan Klentheng Welahan) RA Kartini pernah datang berobat pada Kongco Welahan, sesuai surat yang di kirim ke nyoya RM Abendanon Mandri tanggal 27 Oktober 1902

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda