Senin, 28 Desember 2009

“TORCH WAR” ( PERANG OBOR )


Setiap Pemimpin pasti ingin rakyatnya hidup tentram, damai, aman, sehat dan makmur. Adalah "Sedekah Bumi" yang dianggap merupakan manifestasi dari rasa kesyukuran terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia, nikmat dan rejeki yang telah dilimpahkan, sehingga seluruh rakyat hidup dalam kondisi yang terbaik.
Adat istiadat sedekah bumi di masing-masing desa tentulah berbeda, tergantung kebiasaan dan musyawarah warga.
Yang paling lazim, sedekah bumi dirayakan dengan syukuran tumpengan dan pagelaran wayang kulit.
Tetapi seiring perkembangan jaman serta pengaruh agama islam, maka sedekah bumi sekarang ini tidak hanya dirayakan dengan pagelaran wayang kulit saja, akan tetapi mulai ada yang dirayakan dengan Pembacaan Sholawat masal ataupun pengajian umum.
Nah….. di Desa Tegalsambi Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah, ada sebuah tradisi unik dalam merayakan sedekah bumi yaitu
“TORCH WAR” (PERANG OBOR)
Perang obor atau masyarakat lokal menyebutnya dengan obor-oboran dilaksanakan setiap tahun sekali, tepatnya pada hari
Senin Pahing malam Selasa Pon di bulan Dzulhijjah.
Konon ceritanya Upacara Perang Obor ini didasarkan atas kejadian peperangan antara Kyai Babadan dengan Ki Gemblong yang merupakan penggembala ternak dari Kyai Babadan. Karena kelailaian Ki Gemblong, ternak tersebut banyak yang sakit dan bahkan sudah ada yang mati. Melihat kejadian itu Kyai Babadan marah dan meminta pertanggungjawaban dari Ki Gemblong. Ki Gemblong yang sedang asyik membakar ikan dan udang hasil tangkapannya langsung dihajar oleh Kyai Babadan menggunakan obor dari pelepah kelapa, Ki Gemblong pun melakukan perlawanan dengan menggunakan obor pelapah kelapa juga. Percikan api yang terjadi membakar tumpukan jerami disebelah kandang. Api yang berkobar mengakibatkan sapi dan kerbau di kandang berlarian, baik yang sehat maupun yang sakit dapat pula melarikan diri.
Dari kejadian tersebut masyarakat setempat menganggap ini sebuah mukjizat, bahwa adanya perang obor segala penyakit akan sembuh.
Sekarang ini Upacara Perang Obor ini dilaksanakan oleh beberapa orang yang biasa disebut oleh masyarakat lokal sebagai “PENDEKAR”.
perang obor ini menggunakan media berupa gulungan pelepah pohon kelapa beserta daunnya yang sudah mengering sebanyak 2 sampai dengan 3 buah, yang didalamya diisi dengan daun pisang yang sudah mengering pula.
Saat upacara dimulai, obor yang telah dibuat tadi dinyalakan kemudian digunakan oleh masing-masing “pendekar” untuk saling menyerang, hingga sering terjadi benturan obor yang menimbulkan percikan api, serpihan dari pelepah kelapa yang telah terbakar.
Bagi yang terkena obor diobati dengan air yang telah dijampi-jampi sebelumnya.
Karena keunikan dari upacara sedekah bumi ini, setiap tahunnya banyak mesyarakat yang datang untuk melihat. Tidak hanya dari warga setempat melainkan masyarakat sekitarpun tertarik untuk menyaksikannya

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda